Tuna: perenang handal kaya manfaat.
Tuna (“Thunini”) adalah jenis ikan laut yang bernilai ekonomi tinggi. Tuna merupakan perenang handal,
dengan kecepatan berenang mencapai 50-80 km/jam dan sangat senang berenang bergerombol. Tidak
seperti kebanyakan ikan yang dagingnya berwarna putih, daging tuna berwarna merah. Ini karena
daging tuna lebih banyak mengandung mioglobin (protein dalam daging hewan dan mengandung zat
besi), salah satunya disebabkan karena tuna sangat aktif berenang.
INDONESIA kaya akan tuna karena berbagai jenis tuna yang ada di dunia
ada di sini. Kok bisa? Tuna sangat senang bermigrasi dari satu perairan ke
perairan lainnya. Posisi Indonesia yang strategis karena terletak di antara
Samudera Hindia dan Samudera Pasik menjadikannya jalur penting migrasi
tuna dunia. Indonesia memiliki beberapa wilayah penangkapan tuna
yang cukup dikenal diantaranya : Pantai Barat Sumatera, Pesisir Selatan
Jawa, Selat Makassar, Teluk Cenderawasih, Teluk Tomini dan Laut Banda
Jenis-jenis tuna
Sampai saat ini setidaknya ada 6 (enam) jenis ituna yang ada di Indonesia yang terbagi atas tuna
besar dan tuna kecil.
Yang termasuk tuna besar adalah:
1. “Yellow n tuna” atau tuna sirip kuning biasanya disebut Madidahang
2. “Big eye tuna” atau tuna mata besar
3. “Southern bluen tuna” atau tuna sirip biru selatan
4. “Albacore” atau albakora
Sedangkan yang termasuk tuna kecil adalah:
5. Cakalang
6. Tongkol
Manfaat daging tuna
SELAIN enak, tuna tinggi kandungan gizinya sehingga sangat baik bagi
kesehatan. Dalam 100 gram tuna terkandung 200 kkal energi, 8 gram
lemak, 29 gram protein, vitamin D, kolin, vitamin A, fosfor, zat besi, “zinc”,
magnesium, dan kalium. Tuna juga merupakan sumber asam lemak
omega 3 yang baik untuk kecerdasan otak. Selain itu mengonsumsi tuna
secara rutin juga sangat baik untuk :
1. Mencegah risiko “stroke”.
2. Mencegah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
3. Menjaga kesehatan jantung.
4. Mencegah obesitas (kegemukan berlebih).
5. Memperkuat sistem imun (ketahanan tubuh).
6. Mengurangi risiko kanker payudara atau kanker ginjal
